Kehidupan Sosial, Ngasa di Korea

Urusan Sampah di Korea

“Buanglah sampah pada tempatnya.” Begitulah kira-kira tulisan di papan yang bertebaran di penjuru kota di Indonesia. Tempat sampah sebenarnya mudah kita temui di sudut-sudut jalan. Namun tetap saja kerap kita lihat sampah berserakan di sepanjang jalan. Alasan yang paling umum, karena “Tong sampahnya jauh.”

Apabila kita berkunjung ke Korea, kita juga akan menemui tulisan-tulisan serupa. “쓰레기를 버리지마세요.” (Jangan membuang sampah) Bedanya, tidak mudah kita menemukan tong sampah di pinggir jalan, bahkan di stasiun sekalipun. Menariknya, jalan-jalan bersih dari sampah meskipun tak ada tempat sampah. Ingin tahu mengapa bisa demikian?

Aku berjumpa dengan seorang teman dari Daegu, sebuah kota di lembah yang dikelilingi oleh pegunungan. Kami janjian untuk pergi hiking ke Apsan (앞산) yang secara harfiah bermakna “gunung depan”. Ya, ada juga gunung belakang alias Dwitsan (뒷산). Sebelum berangkat kami membeli roti jagung di Samsong Bakery (삼송 베이커리). “Roti jagung ini sangat terkenal di sini. Mesti coba!” katanya sambil menarik tanganku untuk masuk ke dalam toko. Lalu kami pergi menuju Apsan.

Setelah berjalan tiga puluh menit ke dalam hutan, kami berhenti untuk istirahat. Kami membuka bungkusan plastik roti, membagi dua lalu menyantapnya dengan lahap. Setelah menghabiskan roti, temanku yang sedang memegang bungkus plastiknya kemudian memasukkan sampah plastik itu ke dalam tasnya.

Dibuang ke mana? Ke dalam tas. Ya, sampah itu disimpan kembali ke dalam tas untuk dibuang di rumah.

Tong sampahnya ada banyak!

Bukan hanya sulit menemukan tong sampah di jalan, tapi saat menemukan tong sampah, bukan hanya satu dua, melainkan bisa mencapai tujuh buah tong sampah! Dua saja pun kita masih sering bingung mesti buang sampah ke tong yang mana. Ayo, ngaku…

Tong sampahnya ada banyak!

Foto di atas adalah tempat sampah di rumah penginapan di mana aku menumpang. Di sana imo pemilik penginapan menjelaskan mengenai macam-macam tempat sampah ini. Setiap jenis sampah harus dipisah berdasarkan materialnya. Secara garis besar, sampah bisa dibagi menjadi tiga macam.

Sampah daur ulang (재활용 쓰레기)

Di beberapa tempat (seperti di penginapan tempat aku menumpang) sampah daur ulang ini mungkin dipisah menjadi beberapa tempat sampah berbeda.

Plastik (플라스틱)

Sampah plastik seperti botol, gelas, atau styrofoam.

Vinyl (비닐)

Awalnya ini agak membingungkan, karena kita menyebutnya plastik juga. Sampah yang termasuk vinyl di sini misalnya kantong plastik, plastik pembungkus (wrap), dan PVC.

Kertas

Sampah kertas seperti buku, kardus, kotak minuman.

Kaca

Sampah kaca seperti gelas, piring, botol.

Kaleng

Sampah kaleng seperti kaleng minuman, kaleng sarden.

Sampah umum (일반 쓰레기)

Sampah umum adalah sampah-sampah yang tidak termasuk sampah daur ulang di atas, dan juga bukan sisa makanan. Contohnya adalah kertas tisu, sepatu, baju bekas, dan sebagainya. Kalau tinggal di Korea, sampah ini harus dimasukkan ke dalam plastik khusus yang bisa dibeli di minimarket seperti GS25 atau 7 Eleven. Jika tidak dimasukkan ke dalam kantong khusus, maka kita akan dikenakan denda.

Sampah makanan (음식물 쓰레기)

Sampah sisa-sisa makanan, seperti buah, sayuran, daging, dan sebagainya. Meski demikian, tidak semua sisa makanan boleh dibuang ke sini. Sampah seperti tulang, kulit telur, kerang, kulit kepiting, daun teh, dan sejenisnya mesti dibuang ke dalam kategori sampah umum. Cara sederhana untuk membedakannya adalah memikirkan apakah hewan bisa memakan sisa makanan ini. Sama seperti sampah umum, sampah makanan juga harus menggunakan kantong plastik khusus.

Sampah lainnya

Untuk sampah-sampah berukuran besar yang tidak muat di kantong sampah seperti lemari, televisi, kulkas, kasur, tidak bisa dibuang begitu saja, namun harus menghubungi kantor pemerintah setempat untuk mendapatkan stiker yang selanjutnya ditempel di perabotan tersebut. Sampah seperti batu baterai tidak boleh dibuang, namun bisa dikumpulkan untuk dibawa ke pusat daur ulang. Sebagai imbalannya, kita bisa mendapat satu buah baterai baru untuk sejumlah tertentu baterai bekas.

Makan mie instan di minimarket

Salah satu pengalaman di Korea yang pasti tidak akan terlewatkan adalah makan mie instan di minimarket. Apalagi kalau lapar menjelang tengah malam atau uang di saku pas-pasan. Setiap minimarket di Korea umumnya menyediakan konter khusus untuk menyeduh atau menghangatkan makanan dan minuman. Konter ini serupa dengan Indomaret Point, 7 Eleven, atau Circle K di Indonesia. Di sini disediakan microwave, air panas, dan tisu. Beberapa toko menyediakan meja kursi untuk makan. Tapi jika tidak ada meja dan kursi, meja konter ini cukup panjang untuk makan sambil berdiri.

Makan sambil berdiri di GS25, serasa anak sekolahan.

Tentu saja, setelah selesai makan kita wajib membereskan dan membuang sampahnya sendiri. Untuk tempat sampahnya, GS25 menyediakan tiga macam tong sampah. Minimarket lainnya mungkin menyediakan tong sampah yang serupa.

  • Sampah umum (일반 쓰레기)
  • Sampah makanan (으식물 쓰레기)
  • Plastik dan kaleng (플라스틱)

Makan burger di restoran cepat saji

Berbeda dengan minimarket, berbeda pula dengan restoran cepat saji. Di restoran cepat saji seperti Lotteria, Burger King, KFC, McDonalds, tersedia beberapa macam tempat sampah ditambah rak untuk menyimpan perabot bekas pakai. Masing-masing restoran mungkin agak bervariasi, tergantung pada perabotan yang digunakan untuk menyajikan makanan.

  • Sampah umum (일반 쓰레기)
  • Sisa makanan (음식물 쓰레기)
  • Sisa minuman (음료)
  • Kertas
  • Tray
  • Gelas (컵)

Oh ya, di sini kita harus membereskan kembali meja setelah kita makan tanpa meninggalkan sisa di atas meja. Masih ingat cerita viral turis Indonesia yang meninggalkan sisa makanan di atas meja di Jepang? Jangan sampai kebiasaan itu menjadi cap orang Indonesia di mata masyarakat internasional. “Oh, maklumlah dasar orang Indonesia.” kan gak enak kedengarannya.

 

Nah, bagi kita yang tinggal di Indonesia, beruntunglah karena hanya diminta untuk membuang sampah pada tempatnya. Sebanyak-banyaknya tong sampah paling hanya dua macam, untuk sampah “kering” dan sampah “basah”. Tidak rumit untuk memisahkannya dan tidak susah menemukan tong sampah. Jadi ayo kita juga biasakan membuang sampah pada tempatnya!